Proyek Pagar Beton Terminal Madya Tarutung senilai Rp 1,2 Miliar Gunakan Pondasi Lama, Kualitas Diragukan
TAPANULI UTARA - Kualitas proyek pembuatan pagar yang mengelilingi Terminal Madya Tarutung, diragukan. Pasalnya, dalam pengerjaan pagar tembok yang terbuat dari panel beton tersebut, kontraktor menggunakan pondasi pagar yang lama. Hal itu pun membuat keraguan atas ketahanan tembok tersebut.Apalagi di daerah yang rawan dengan gempa bumi.
Sesuai dengan plank kegiatan, proyek dengan nama revitalisasi/peningkatan terminal penumpang type-A madya Tarutung tersebut dikerjakan oleh kontraktor pelaksana dari CV.Khayra Permata.
Proyek milik Kementrian Perhubungan, Direktorat Jendral Perhubungan Darat, Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Sumatra Utara tersebut senilai Rp.1.253.221.267.
Pengamatan wartawan di lokasi, sebelumnya tembok terminal madya tarutung yang berbatasan dengan Kantor Satuan Lalu Lintas Polres Taput, dibongkar. Namun tembok tersebut disisakan sekitar 20 centimeter dari permukaan tanah atau aspal jalan.
Selanjutnya, pondasi lama tersebut ditempel kembali dengan pasangan batu dan semen hingga sekitar satu meter. Selanjutnya, dilakukan pemasangan tembok dengan panel beton.
Awalluddin, yang mengaku sebagai perwakilan dari CV. Khayra Permata saat ditemui di lokasi proyek mengatakan bahwa, proyek revitalisasi/peningkatan dengan membuat tembol yang mengelilini terminal penumpang type A madya Tarutung tersebut sepanjang sekitar 430 meter.
Saat ditanyai tentang penggunaan pondasi lama, ia tidak membantah. Dan mengatakan bahwa hal itu telah sesuai dengan gambar pekerjaan.
Selanjutnya, Awalluddin tidak mau menjelaskan lebih detail tentang pekerjaan. Sejurus kemudian permisi meninggalkan wartawan dengan alasan ingin menjumpai pengawas dari Balai Pengelola Transportasi Darat. (Hengki).