Ilustrasi. PALAPA POS/Istimewa

DENPASAR - Lembaga Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat dan Pengembangan Pendidikan (LP2MPP) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar merekonstruksi tari sakral "Legong Dedari" dari Banjar Adat Pondok, Desa Peguyangan Kaja, Kota Denpasar.

"Dalam upaya membangun kembali kesenian-kesenian yang hampir punah, maka ini bagian dari program ISI Denpasar turut serta peduli dan melindungi khazanah kesenian tradisi, terutama kesenian langka. Ini bentuk pengabdian dan penelitian kami," kata Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan ISI Denpasar Dr Drs I Gusti Ngurah Seramasara MHum, di Denpasar, Jumat (22/2/2019).

Menurut Seramasara, dalam upaya ISI Denpasar membangun kembali kesenian-kesenian yang langka, tentunya tak lepas dari dukungan masyarakat yang memiliki kesenian hampir punah.

"Merekonstruksi kesenian yang sudah lama tidak aktif merupakan kewajiban kita bersama. Kita akan wariskan kesenian itu dari zaman ke zaman," ujarnya didampingi jajaran LP2MPP ISI, tokoh Banjar Pondok Peguyangan Kaja, para penari dan penabuh.

ISI Denpasar sendiri melaksanakan program rekonstruksi hampir setiap tahun. "Namun, harus didukung oleh peran serta masyarakat sangat kuat. Jika ingin mengungkap kesenian tradisi yang hampir punah, harus ada tokohnya, ada petunjuk- petunjuk atau bukti, baru kami lakukan rekontruksi," ucap Seramasara.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Rekonstruksi yang juga koordinator pusat pengabdian masyarakat ISI Denpasar Dr Ketut Muka mengatakan rekonstruksi ini sebagai bagian untuk membangkitkan kesenian-kesenian yang punah dan memiliki nilai historis.

"Mungkin saja kesenian sakral itu kita bisa temukan lewat tulisan, atau cerita -cerita para pelaku, tokoh atau pegiat seni yang masih hidup, atau secara ritual harus dipentaskan, seperti kita lakukan merekontruksi Legong Dedari di Banjar Pondok," ujar Muka.

Didampingi Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama, SE, MM, ia menjelaskan rekonstruksi seni langka itu merupakan bentuk pengabdian masyarakat dengan melibatkan para dosen bersama-sama masyarakat yang menjadi sumber tokoh yang masih hidup, maupun peninggalan yang ada. Senada dengan itu, Tokoh Banjar Pondok Made Pujawan mengemukakan sejarah Tari Legong Dedari ini sudah diterima secara turun-temurun. Hanya saja oleh para tetua setempat hampir ratusan tahun lamanya belum pernah dibangkitkan.

"Awalnya masyarakat di Banjar Pondok mengalami musibah dan melalui petunjuk orang pintar, Tari Legong Dedari ini harus disolahkan (dipentaskan ) saat upacara Tumpek Wayang, setiap enam bulan," ujar Pujawan. (ant)

Comments

Leave a Comment

Berita Lainnya

PMII STIES Mitra Karya Gelar Tradisi Munggahan

KOTA BEKASI - Menyambut bulan suci Ramadhan, para umat Islam di Indonesia biasanya gemar melaksanakan tradisi munggahan atau berkumpul dengan keluarga dan kerabat yang

Ribuan Keturunan Pomparan Sihotang Simarsoit Akan Penuhi Gedung Pertemuan Advent

KOTA BEKASI - Diperkirakan pada Senin (11/3/2024) mendatang, ribuan keturunan pomparan Sihotang Simarsoit, Boru, Bere dan Ibebere akan memenuhi

Memperat Tali Silaturahmi, Komunitas Suku Batak Gelar Pesta Bona Taon

KOTA BEKASI - Dalam rangka menyambut awal tahun sekaligus mempererat ikatan tali silaturahmi, komunitas suku Batak Sektor 3 Kampung Cerewet,

Ini Cara Ketua Kombas Mempertahankan Batik di Bekasi

KOTA BEKASI - Ketua Komunitas Batik Bekasi (Kombas), Barito Hakim Putra menjelaskan pihaknya memiliki strategi khusus agar masyarakat Kota Bekasi bisa terus melestarikan buday

Bupati Taput Buka Konsolidasi Tarombo dan Pembatasan Waktu Pelaksanaan Pesta Adat

TAPANULI UTARA - Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan membuka pelaksanaan konsolidasi tentang tarombo (silsilah-red) Batak dan pembatasan waktu pelaksanaan pesta adat batak di

Ribuan Keturunan Sigodangulu Sihotang Hadiri Acara Doa Bersama

HUMBAHAS - Doa Bersama (Partangiangan Bolon) Pertama Pomparan Raja Sigodangulu Sihotang, Sabtu 05 November 2022 di Parlilitan berlangsung lancar dan meriah. Acara ini dih